Hari hari ini hiruk pikuk para lulusan SMA sangatlah terasa, Pengumumuan demi pengumuman dari berbagai perguruan tinggi dan berbagai jalur perimaan hampir tiap hari menjadi topik yang ramai dibicarakan di media sosial maupun media lainnya. Dan sebentar lagi masa masa kuliah akan segera dimulai, perpindahan camaba akan terjadi siswa dari jakarta mungkin kuliah di jember atau yang dari jember mungkin kuliah di jogja semua bisa saling silang, salah satu topik diskusi yang menarik adalah ketika mencoba membandingkan dengan segala nilai plus maupun minusnya apakah kuliah di kota besar lebih unggul ataukan kuliah di kota kecil tentu untuk memberirikan jawaban serius butuh kajian scientifik yang mendalam namun pandangan sederhana dan ringan mungkin bisa kita diskusikan. Dulu ketika proses belajar mengajar masih tergantung pada bagusnya ruang kelas, kita jumlah sumber bacaan masih tergantung seberapa besarkan koleksi buku di perpustakaan sebuah perguruan tinggi dan ketika acara seminar yang menhadirkan pemebicara secara fisik adalah sesuai yang harus dilakukan ketika mahasiswa atau dosen dari kota kecil atau PT kecil ingin mendapatkan kuliah dari ahli dari PT Ternama mungkin secara mudah orang akan mengatakan bahwa kuliah di kota besar dengan PT besar gedung tinggi perpus lengkap dan dosen banyak dan berpengalaan memiliki keunggulan dan potensi berkembang lebih besar. Namun peryataan ini mungkin perlu di kaji ulang — Pandemi COVID 2019 telah merubah segalanya, webinar yang dulu di anggap menjadi barang mewah kita bisa dilkukan dengan sangat mudah dan murah, ‘menhadirkan’ speaker dari tempat yang jauh yang dulu harus berbiaya mahal, butuh koneksi khusus dan butuh perseipaan lama kita bukanlah hal istimewa semua bisa dilakukan dalam hitungnan hari tampa harus pergi kemana mana . Kondisinyapun mirip dalam hal perpustakaan, seorang mahasiswa kuliah dimanapun tidak perlu khawatir dengan sumber materi akses e-lib di tempat lain yang sangat mudah, bahkan sumber sumber bacaar elektronik sudah sangat tersedia, kuliah yang dulu dibatasi oleh sekat sekat dinding fakultas, dinding perguruan tinggi , kita sudah tidak lagi semua mejadi terbuka ruang kuliah seolah tak berbatas , kalau kita mau sumber ilmu dapat di dapatkan dimana saja dan kapan saja syncronus maupun asynkronus , maka kenapa mesti bertanya dan membandingkan kuliah dikota besar dan kota kecil baik mana ? tentu masing masing ada kebaikannya tapi yakinkan semau bisa menjadikan sarana untuk tumbuh dan berkembang, kalau bahasa jemberan sih bilangnya : cek bisanya , so selamat datang mahasiswa baru di kota edamae dan suwar suwir semoga sukses selalu